Rabu, 28 Mei 2008

This is my life

kakaQ.jpgMy story life

Salam kasih

Puji Tuhan selalu kita panjatkan kepada Tuhan, karena segala kasih yang dilimpahkan membuat kita masih dalam lindungan-Nya selalu.

Dalam buku ini saya selaku penulis ingin mengajak kepada saudara-saudara untuk lebih dalam lagi tentang kehidupan. Mungkin sebelum buku ini terbit, saya selaku penulis telah mengikuti perjalan hidup sang tokoh yang merupakan kakak saya. Bagaimana dia bertahan untuk melawan penyakit yang dimilikinya yaitu Adenocarcinoma (Kanker pada lambung).

Dalam paparan ceritanya, buku ini lebih menunjukkan bahwa kakaklah yang bercerita langsung sesuai dengan apa yang dialamiya selama melawan penyakitnya. Dan lebih menunjukkan keadaan sang kakak yang saya anggap sudah sangat kuat dalam segala usahanya melawan penyakit ini. Memang penyakit yang ganas dan sangat membunuh bagi siapa saja yang mengalaminya.

Kisah ini lebih digambarkan kepada kakak yang sudah berpulang kepada-Nya. Semoga dia tenang dan kami yang ditinggalkan pasrah dan sabar dalam menerima kepergiannya. Tuhan selalu bersama-Mu kak,

Penulis

Allwin M S, S.Kom.

DAFTAR ISI

  1. Cerita masa muda
  2. Cerita rumah tangga
  3. Awal penyakit
  4. Perjalanan ke Medan
  5. Adenocarcinoma
  6. Penyakitku dirahasiakan keluarga
  7. Kulawan Penyakitku…
  8. Aku tak tahan lagi…
  9. Kuserahkan semua ke tangan-Mu…

  1. Cerita Masa Muda

N

amaku Ida Royani Situmorang lahir 20 Desember 1975 tepatnya disebuah desa bernama Galungan, Samosir di daerah tepian Danau Toba yang indah. Aku adalah anak yang paling bungsu dari perkawinan J. Situmorang dengan Ratti Simarmata. Karena merupakan anak paling bungsu aku adalah anak kesayangan bagi semua keluargaku. Begitu juga kakak-kakakku begitu sayang kepadaku. Bahkan pada waktu nenek kami masih hidup sayalah yang selalu menjadi cucu kesayangannya.

Pada waktu itu kebutuhan ekonomi yang mendesak menjadikan ayah harus merantau keluar daerah tepatnya ke Bagan Batu. Namun jauh dari ayah tidak membuatku menjadi anak yang cengeng. Aku punya sosok yang baik, centil dan bisa dibilang lebih garang dari kakak-kakakku kala itu. Aku punya paman yang memang bukan adik kandung ibuku, namun sangat dekat dengan kami. Pamanku sangat sayang padaku, karena saat itu paman belum menikah namun sudah berumur dan menganggapku seperti anaknya sendiri.

Konon ceritanya, sebelum nenek meninggal paman dipesankan untuk segera menikah. Dan pada akhirnya pun dituruti. Namun pada saat itu kesehatannya justru makin parah. Dan dia pun berpesan kalau bisa ingin segera menimang cucu dari paman. Dan dengan kuasa Tuhan, pada tanggal 17 September 1985 sepupuku Allwin pun lahir. Dan nenek pun masih sempat melihat dia. Namun, sebulan kemudian nenek pun menginggal dengan tenang. Mungkin karena keinginannya semua sudah terpenuhi. Dan sepupuku inilah yang aku tunjuk untuk menuliskan buku ini, karena sebelum aku meninggal hanya dialah yang bisa kuajak bercerita tentang bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan sangat erat.

Namun yang terjadi setelah itu justru terdengar kabar bahwa ayahku sudah menikah lagi di Bangan Batu. Hal ini sangat menyayat hati kami sekeluarga saat itu. Sungguh tidak dapat dipercaya. Tetapi semua sudah terjadi, keluarga kami pun harus menjalani hidup tanpa sosok seorang ayah.

Hari terus berganti, kami menjalani hidup apa adanya layaknya keluarga petani yang hanya berharap pada hasil dari ladang. Waktu masih bayi, aku yang selalu menjaga sepupuku Allwin. Maklum kala itu aku sudah sekolah tingka dasar, jadi sepulang sekolah aku sering menjaganya. Karena dia sering dititipkan di rumah kami, karena paman dan bibi adalah guru yang waktu itu mengajar di sekolah yang lumayan jauh dari kampong kami. Mungkin, dialah yang sering kujadikan alasan supayatidak ikut bekerja diladang dengan kakak-kakakku. Saat mau pergi ke ladang, aku sengaja memanggil dia, sehingga mama pun terpakssa membiarkan aku tidak ikut ke ladang. Maklum, aku adalah anak kesayanyannnya. Lucu memang, namun aku sangat senang menjaga dia. Dulu kawan-kawan suka mencubiti dan menjaga sepupuku ini, karena saat itu kami sering diberi hadiah oleh bibi jika menjaganya. Pada dasarnya pekerjaan keluarga kami adalah bertani. Dan yang paling kuingat semasa kecil, banyak kuhabiskan bersama dia. Kawan-kawanku tidak boleh ada seorang pun yang boleh mencubit dia, karena setiap ada yang mencubit pasti kumarahi.. Waktu aku berusia 5 tahun kami pernah berfoto di lapangan sepak bola di kampung. Aku menggendong dia, dengan memakai topi pinjaman, kami bergaya di tanah lapang. Dulu sepulang sekolah, aku biasanya menggembalakan kerbau. Yang pada dasarnya merupakan pekerjaan anak laki-laki. Namun aku sangat lihai dalam hal ini. Makanya aku memang terkesan tomboy juga.

Lanjut cerita ketika aku tamat dari SMA, aku melanjutkan pendidikan kejenjang perkuliahan, aku lulus untuk melanjut ke Politeknik USU (sekarang Politeknik Negeri Medan) di program diploma 1. Sungguh merupakan prestasi yang lumayan saat itu. Apalagi jarang dari kampung yang diterima disana. Waktu sepupuku Allwin sudah sekolah di jenjang SD kelas 5. Pernah waktu aku pulang kampung menggunakan tas yang bagus, dan dia suka dengan tas itu. Namanya juga anak-anak, a meminta agar dia membelikannya untukku. Dia pun menjanjikannya. Aku sangat senagn sekali. Namun sampai satu caturwulan aku menunggu, belum juga dibelikan tas itu. Hingga waktu aku jalan-jalan ke Medan, aku menelepon ke kost-nya di Padang Bulan waktu itu. Dia tertawa mendengar suaraku di telepon, aku juga jadi malu, karena saat itu aku belum terbeiasa dengan telepon, namanya juga orang kampong.

Dan dari perkuliahanlah kakak mengenal lae Togap Siregar yang menjadi suaminya. Menurut ceritanya, dulu waktu kakak menceritakan hubungannya kepada namboru, namboru kurang setuju karena mungkin beberapa factor yang mungkin seperti pada umumnya orang tua yang harus selektif dengan bbibit, bebet dan bobot. Namun karena kakak menceritakan bahwa mereka sudah marpadan (membuat perjanjian) dengan lae, maka namboru pun tidak bisa menolak lagi. Entah apa pun isi perjanjian mereka, hanya mereka berdualah yang tahu itu.

Dan pada akhirnya tahun 1999 kakak menikah dengan lae tepatnya di Siantar. Dan setelah menikah mereka bertempat tinggal di Pulau Batam, karena setelah selesai dari pendidikan lae ditempatkan bekerja disana. Di Batam kehidupan mereka berlanjut layaknya sebuah keluarga.

  1. Kisah rumah tangga

Setelah menyelesaikan perkuliahannya dari Politeknik USU, kakak sempat menganggur

  1. Awal Penyakit
  2. Perjalanan ke Medan
  3. Adenocarcinoma
  4. Rahasia Umum
  5. Bertahan
  6. Pasrah dalam tangan-Mu..
  7. Aku berserah

Tidak ada komentar: